Berita Terkini....

07 Mei, 2009

Mengatasi Si Kecil yang Tomboi...

Si Kecil, yang sekarang berumur 4 tahun, tidak seperti anak perempuan lain. Ia lebih menyukai mobil-mobilan ketimbang boneka. Ia bisa saja merengek minta dibelikan pedang-pedangan karena melihat teman laki-laki di sekolahnya membawa mainan itu. Suami tampaknya tak terlalu mengkhawatirkan hal ini. Menurutnya, sikap tomboi Si Kecil lambat-laun pasti akan hilang. Karena itu ketika putri Anda merengek minta pistol-pistolan atau mainan lain bernuansa laki-laki, sang ayah selalu membelikan. Anda sudah berusaha menyediakan mainan boneka, menganjurkannya memakai rok, jepit rambut, dan mengajaknya belanja keperluan memasak ke pasar. Namun tetap saja Anda khawatir perilaku seperti ini terbawa hingga putri Anda dewasa.
Apakah sikap tomboi seorang bocah perempuan memang bisa hilang? Bagaimana cara mengenalkan Si Upik pada “dunia perempuan”?
Ada sejumlah orangtua yang merasa khawatir ketika anaknya tidak menunjukkan minat dan sikap sesuai dengan jenis kelaminnya. Sebenarnya, untuk anak usia TK, tidak menjadi masalah bila ia lebih tertarik memainkan pistol-pistolan, pedang-pedangan, memanjat, dan tidak mau bermain boneka atau permainan untuk anak perempuan lainnya. Begitu pula halnya dengan anak laki-laki, normal saja bila ia suka bermain boneka atau masak-masakan. Sebab, tidak selalu berarti anak-anak ini akan mengambil peran yang berlawanan dengan jenis kelaminnya.
Di usia balita, anak cenderung menyukai berbagai kegiatan lintas gender. Jadi, Anda tidak usah kesal pada suami yang mengizinkan Si Upik membeli mainan yang kelaki-lakian, asalkan tidak membelikan secara berlebihan (selalu memenuhi permintaan anak), sebab di sisi lain anak perlu belajar mengendalikan keinginannya.
Anda juga tidak perlu memaksakan putri Anda bermain boneka. Ada cara yang lebih jitu, misalnya, ajak dia bermain perang-perangan dengan menggunakan pistol atau pedang. Setelah itu ajak dia beristirahat sebentar sambil menikmati teh seolah-olah sedang di kafe. Minta Si Kecil pura-pura menjadi pramusaji di kafe itu, dan Anda sebagai pembeli, atau sebaliknya. Mau tidak mau, Si Kecil belajar bagaimana menyajikan teh, kue dan lainnya, dalam bentuk bermain pura-pura. Cerita dapat dikembangkan ke mana saja, misalnya pramusaji mempunyai bayi yang harus dimandikan. Dalam hal ini boneka bisa digunakan sebagai bayi sehingga Si Kecil belajar bermain peran sebagai ibu.
Semua hal ini dilakukan dalam bentuk bermain pura-pura sehingga anak tidak merasa dirinya diperintah oleh ibunya. Ini adalah salah satu cara mengajak anak bermain dengan berbagai alat permainan tanpa ia merasa dipaksa oleh orangtuanya untuk menggunakan alat permainan yang tidak ia sukai. Anda bisa mencoba cara ini dan mengembangkan ide-ide Anda sendiri. Yang perlu diingat adalah anak usia balita tidak mau dipaksa, dan perlu menikmati kegiatan bermainnya.

0 Comments:

Post a Comment




15 Postingan Terbaru

komentar

Semuanya ada Disini © 2008 Template by:
SkinCorner