Berita Terkini....

07 Mei, 2009

Al-Qur'an 1 Meter...

Lebak: Entah siapa yang meletakkannya, Alquran berukuran satu meter ditemukan di dalam Masjid Dua Kalimah Syahadat, Lebak, Banten, Senin (13/4) malam. Lembarannya terbuat dari susunan daun lontar. Ayat-ayat Alquran ditulis tidak dengan tinta, tapi dicetak dengan tusukan-tusukan halus menyerupai tulisan untuk para tuna netra atau tulisan braile.
Selain Alquran, petugas masjid juga menemukan satu kitab berbahasa sansakerta. Belum diketahui isinya. Kitab ini dilengkapi dua kitab kuno berbahasa Jawa. Sebenarnya masih ada tiga benda lain berupa peti serta dua tongkat yang ditemukan bersamaan. Namun, benda-benda itu disimpan untuk menghindari pencurian.
Temuan Alquran serta benda-benda lainnya ini melengkapi temuan sebelumnya yang juga unik di masjid yang sama beberapa waktu lalu. Yakni satu Alquran berukuran 2,5 meter dan pedang sepanjang 1,7 meter. Hingga kini, belum diketahui pemilik benda-benda itu karena semuanya ditemukan tergeletak begitu saja di dalam masjid [baca: Warga Lebak Temukan Alquran dan Pedang Raksasa].(BOG/Agus Faisal Karim)

Mengatasi Uban pada usia Tua...

Uban merupakan salah satu persoalan yang sering kita hadapi. Jika usia kita sudah menjelang 40 tahun (atau lebih), keberadaan uban tentu tidak perlu dipermasalahkan. Menurut L'OrĂ©al, hampir separuh wanita berusia lebih dari 40 tahun tak lagi berusaha melawan gejala penuaan ini. Rambut beruban menjadi semacam pernyataan kepercayaan diri, bahwa wanita bangga dengan kecantikan alaminya.
Yang menjadi masalah bila uban sudah mulai muncul di usia 20-an, atau bahkan kurang. Uban prematur seperti ini biasanya disebabkan penyakit seperti flu yang kronis, sinusitis, serta kekurangan vitamin B, zat besi, tembaga, dan yodium dalam diet kita. Uban menunjukkan kekurangan pada tubuh, karena kualitas rambut tergantung pada kesehatan secara keseluruhan. Polusi udara, panas, suhu yang lembab, mempengaruhi kualitas rambut. Ketegangan, kegelisahan, kesedihan, frustrasi, atau stres, juga membahayakan kesehatan rambut. Sedangkan perawatan yang salah terhadap rambut, seperti keramas dengan air panas, mengeringkan rambut dengan hair dryer, juga merupakan faktor lainnya yang tak boleh dilupakan.
Namun bagi umumnya wanita, munculnya 2-3 uban pada kepala lebih dianggap mengurangi keindahan. Bila tak siap, pemiliknya juga akan terus berusaha menyangkal dirinya dengan mencabut, memotong, atau mencat rambutnya sehingga uban tak lagi mengintip di sela-sela hitamnya rambut. Namun tindakan mencat rambut ini hanya dilakukan oleh orang yang ubannya sudah hampir merata. Kalau cuma 5 lembar, untuk apa rambut dicat? Nah, pertanyaannya sekarang, amankah tindakan mencabut atau memotong uban?
Menurut www.skin-disease.org, jika Anda mencabut uban, akan tumbuh 10 uban baru atau lebih. Yang perlu Anda lakukan adalah memotong uban di dekat akarnya dengan gunting kecil. Jika uban rontok saat disisir, Anda tak perlu mengkhawatirkan terjadinya infeksi. Jika rontok, artinya uban sudah terlalu lemah sehingga tidak mampu bertahan di kulit kepala. Bandingkan dengan bila Anda mencabut uban; akan terlihat akarnya yang masih kuat sehingga uban pun berontak saat Anda ingin mencabutnya

Mengatasi Si Kecil yang Tomboi...

Si Kecil, yang sekarang berumur 4 tahun, tidak seperti anak perempuan lain. Ia lebih menyukai mobil-mobilan ketimbang boneka. Ia bisa saja merengek minta dibelikan pedang-pedangan karena melihat teman laki-laki di sekolahnya membawa mainan itu. Suami tampaknya tak terlalu mengkhawatirkan hal ini. Menurutnya, sikap tomboi Si Kecil lambat-laun pasti akan hilang. Karena itu ketika putri Anda merengek minta pistol-pistolan atau mainan lain bernuansa laki-laki, sang ayah selalu membelikan. Anda sudah berusaha menyediakan mainan boneka, menganjurkannya memakai rok, jepit rambut, dan mengajaknya belanja keperluan memasak ke pasar. Namun tetap saja Anda khawatir perilaku seperti ini terbawa hingga putri Anda dewasa.
Apakah sikap tomboi seorang bocah perempuan memang bisa hilang? Bagaimana cara mengenalkan Si Upik pada “dunia perempuan”?
Ada sejumlah orangtua yang merasa khawatir ketika anaknya tidak menunjukkan minat dan sikap sesuai dengan jenis kelaminnya. Sebenarnya, untuk anak usia TK, tidak menjadi masalah bila ia lebih tertarik memainkan pistol-pistolan, pedang-pedangan, memanjat, dan tidak mau bermain boneka atau permainan untuk anak perempuan lainnya. Begitu pula halnya dengan anak laki-laki, normal saja bila ia suka bermain boneka atau masak-masakan. Sebab, tidak selalu berarti anak-anak ini akan mengambil peran yang berlawanan dengan jenis kelaminnya.
Di usia balita, anak cenderung menyukai berbagai kegiatan lintas gender. Jadi, Anda tidak usah kesal pada suami yang mengizinkan Si Upik membeli mainan yang kelaki-lakian, asalkan tidak membelikan secara berlebihan (selalu memenuhi permintaan anak), sebab di sisi lain anak perlu belajar mengendalikan keinginannya.
Anda juga tidak perlu memaksakan putri Anda bermain boneka. Ada cara yang lebih jitu, misalnya, ajak dia bermain perang-perangan dengan menggunakan pistol atau pedang. Setelah itu ajak dia beristirahat sebentar sambil menikmati teh seolah-olah sedang di kafe. Minta Si Kecil pura-pura menjadi pramusaji di kafe itu, dan Anda sebagai pembeli, atau sebaliknya. Mau tidak mau, Si Kecil belajar bagaimana menyajikan teh, kue dan lainnya, dalam bentuk bermain pura-pura. Cerita dapat dikembangkan ke mana saja, misalnya pramusaji mempunyai bayi yang harus dimandikan. Dalam hal ini boneka bisa digunakan sebagai bayi sehingga Si Kecil belajar bermain peran sebagai ibu.
Semua hal ini dilakukan dalam bentuk bermain pura-pura sehingga anak tidak merasa dirinya diperintah oleh ibunya. Ini adalah salah satu cara mengajak anak bermain dengan berbagai alat permainan tanpa ia merasa dipaksa oleh orangtuanya untuk menggunakan alat permainan yang tidak ia sukai. Anda bisa mencoba cara ini dan mengembangkan ide-ide Anda sendiri. Yang perlu diingat adalah anak usia balita tidak mau dipaksa, dan perlu menikmati kegiatan bermainnya.

04 Mei, 2009

Flu Babi Berkembang di Meksiko...

49 Warga Meksiko akan diisolasi di beberapa tempat yang berbeda di China. Walaupun tidak ada fakta yang menunjukan mereka mengidap virus flu babi.
Ada sekitar 10 orang yang diisolasi di hotel dekat Bandar Udara Beijing. 30 Orang di Shanghai Hotel dan enam orang di selatan Guangzhou. Demikian ditulis AFP, Minggu (3/5/2009).
Dubes Meksiko untuk China Jorge Guajardo mengaku tidak diperkenankan untuk menemui warga Meksiko yang diisolasi tersebut di Beijing.
"Kami punya fakta yang objektif bahwa pemerintah China melakukan isolasi pada warga Meksiko. Walaupun tidak ada tanda-tanda mereka terserang virus," ujar Guajardo.
Guajardo juga mengaku tidak diberitahu hingga kapan warga negara Meksiko ini harus diisolasi. Guajardo pun menegaskan akan mengusahakan akses kekonsuleran untuk menemui warga Meksiko yang diisolasi tersebut.
"Kami punya hak konsuler. Untuk menjaga warga kami di sini," tegasnya.

;;

15 Postingan Terbaru

komentar

Semuanya ada Disini © 2008 Template by:
SkinCorner